Kamus Bahasa Pekalongan Terlengkap

Kamus Bahasa / Dialek Pekalongan
Kamus Bahasa Pekalongan adalah Sebuah artikel yang menghimpun beberapa kosa kata bahasa / dialek Pekalongan yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Orang Pekalongan mempunyai bahasa khas yang berbeda karakter dengan daerah lainnya. Induknya tetap Bahasa Jawa namun mengalami semacam pergeseran / pengaruh baik dari Geografi, Iklim, Budaya dan Kebiasaan masyarakat setempat.
Beberapa kosa kata mempunyai kesamaan dengan Bahasa Jawa atau bahasa di daerah sekitarnya, Seperti dialek Batang, Pemalang, Banjarnegara, Tegal dan sekitarnya. Untuk geografis wilayahnya bisa anda lihat di halaman Kota Pekalongan ini, Syaratnya anda harus bisa (membaca) bahasa Jawa dan pernah denger dialek Pekalongan.
Kamus Bahasa Pekalongan : Munculnya Dialek Pekalongan (Kojahan).
Menurut penulis, Perbedaan dialek yang timbul ini merupakan pergeseran penggunaan bahasa yang ditimbulkan karena perbedaan wilayah saja. Bahasa induknya tetap sama Bahasa Jawa, Namun ada cukup banyak istilah-istilah yang tidak didapatkan didaerah lain. Bahasa / Dialek Pekalongan tentu bukan bahasa kuno yang berdiri sendiri, Melainkan dialek yang sudah ada, berkembang dan menyerap dari bahasa yang ada disekitarnya. Karena menurut sejarah, Awal pertama komunitas orang Jawa itu berada di bagian barat pulau yang kemudian menyebar ketimur. Penyebaran ini lah yang membawa perbedaan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor tadi, seperti geografi, musim, budaya dan kebiasaan masyarakat setempat.
Ada perbedaan intonasi dengan daerah di Barat dan Timur-nya Pekalongan, Dimana, Semakin ke arah barat maka penekanan intonasi nya semakin tegas dan pengucapannya cepat. Sedangkan semakin ke arah timur semakin santai dan datar (melandai). Penggunaan vokal A sangat mendominasi dialek di wilayah di bagian barat, sedangkan vokal O mendominasi dialek di wilayah timur. Semisal paling gampang adalah kata : Apa dan Opo. Dari pertemuan dua kutub itulah, Dialek Pekalongan eksis dengan dinamika dan ciri khasnya tersendiri.
Kamus Bahasa Pekalongan : Kosa Kata Bahasa Pekalongan yang Unik.
Ciri khas orang Pekalongan dalam berbahasa biasanya lugas bahkan cenderung kasar, keras, cepat, berlagu (tidak kaku) dan banyak menggunakan akhiran O atau Ho. Akhiran O ini mempunyai sifat setengah bertanya atau meyakinkan orang yang diajak bicara. Kecenderungan seolah-olah kasar ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti letak Geografis dimana Pekalongan berada di daerah pesisir pantai yang identik dengan hidup yang keras. Namun sejatinya “kekasaran” itu berbeda dengan kasarnya daerah lain. Kekasaran cara ngomong orang pekalongan sudah didahului dengan kesepakatan damai / santai yang tak tertulis yang sudah dipahami sejak lama.
Di Pekalongan tidak ada perbedaan strata dalam berbahasa, sehingga timbul asumsi bahwa dialek Pekalongan merupakan cara berbahasa yang kasar / tidak menghormati lawan bicara. Karena dalam budaya Jawa, yang berusia muda harus menghormati yang lebih tua saat ber-interaksi. Namun tidak semua orang Pekalongan lantas tidak bisa berbicara halus dan juga, Tidak semua nya berbicara dengan sense of harsh yang tinggi.
Pengaruh Budaya dalam Bahasa / Dialek Pekalongan.
Masyarakat Pekalongan adalah masyarakat yang majemuk. Ragam etnisnya cukup banyak dari Suku Jawa, Arab, Tionghoa, India, Bugis, Sunda, Madura, Batak dan sebagainya. Namun hanya tiga etnis yang pertama-lah yang merupakan kuantitasnya memadai sebagai mayoritas penduduk Pekalongan. Walhasil, Dialek orang Pekalongan pun banyak dipengaruhi oleh Bahasa Arab dan Bahasa Tionghoa (meski tidak terlalu banyak).
Wujud “Himpunan Bagian” tiga etnis ini bukanlah cerita baru, melainkan sudah menjadi bagian dari perkembangan Pekalongan baik dari sisi sejarah maupun budaya. Disamping itu juga terdapat “sisa-sisa peninggalan” kosa kata Belanda yang masih terpakai hingga saat ini.
Contoh kata serapan dari Bahasa Arab :
- Règud : Regut (Tidur)
- Syròb : Zròb (Minum)
- Harem : Harìm (Wanita)
Kata serapan dari Bahasa Tionghoa
- Ciak : Makan
- Zou : Cao (Pergi)
- Cau do : Tauto (Soto Tauto)
Kata-kata dari bahasa Belanda.
- Brug : Brùk (Jembatan)
- Kak-Huis : Kakùs (Wc)
- Stolp : Sèntolop (Senter)
Pelafalan Kata
Berbeda dengan Banjarnegara, Tegal, Brebes, Purwokerto dan sekitarnya yang masuk dalam kategori Ngapag, Bahasa atau Dialek Pekalongan-an tidak bisa dianggap Ngapag. Karena prinsip bicara Ngapag itu harus berakhir dengan mematikan huruf K atau G dengan dominasi kelengkapan vokal A. Dialek Ngapag menurut penulis Kamus Bahasa Pekalongan, lebih mendekati Dialek/Bahasa Sunda.
Misalnya :
- Apa dibaca Apa(k), Sementara di Pekalongan Opo dibaca Opo
- Lungo (Pergi) dibaca Lunga(k), sedangkan di Pekalongan kata Lungo ya Lungo.
- Dowo (Panjang) dibaca Dawa(k), sedangkan di Pekalongan, Dowo tetap Dowo.
Dialek Pekalongan hampir sama prinsipnya dengan Dialek Wonosobo yang tidak bisa juga dibilang Ngapag tetapi jika dimasukan kategori Bahasa Jawa Halusan (Tengahan) juga aneh. Jika sudah masuk daerah Temanggung, Magelang, Semarang, Salatiga, Solo, Jogja dan sekitarnya, Maka kita akan bertemu dengan penggunaan bahasa Jawa yang lebih halus. Meski demikian masing-masing daerah mempunyai dialek, idiom, slang dan karakter tersendiri, yang kadang tidak terdapat didaerah lain meskipun sama sama menggunakan Bahasa Jawa.
Pelafalan Vokal dalam Huruf yang sama.
Ada beberapa pelafalan yang cukup membingungkan bagi orang yang tidak bisa Bahasa Jawa pada umumnya, Apalagi bahasa Pekalongan pada khususnya. Dikarenakan ada persamaan sekaligus perbedaan cara mengucapkan pada vokal yang sama. Tidak adanya tanda khusus seperti dalam Aksara Jawa (Wulu, Pepet, Taling Tarung, Suku, dll) membuat kita harus menentukan sendiri pelafalan yang akan diucapkan atau menirukan orang lain yang berkata-kata.
- Perbedaan dan persamaan pelafalan pada Huruf I
- Kata yang Huruf I-nya dilafalkan utuh seperti dalam kata Kendi atau Padi. Contoh : Kemlithi, Keli, Wenehi, Sosi.
- Huruf I pada kata yang dilafalkan belok menjadi huruf E seperti dalam kata Pete atau Mete. Misalnya : Gumpil, Cuwil, Cebrik, Nggupir.
- Perbedaan dan persamaan pelafalan pada Huruf U.
- Kata yang Huruf U nya dilafalkan utuh selayaknya dalam kata Biru atau Malu. Misalnya : Ngangsu, Kaku, Gugu, Mulang.
- Huruf U Dilafalkan menjadi huruf O seperti dalam kata Perangko atau Bakso, Contoh : Kawur, Ketlingsut, Laut, Nempur.
- Perbedaan dan persamaan pelafalan pada Huruf E
Untuk memudahkan memahaminya, Kamus Bahasa Pekalongan menggunakan sedikit Terminologi Sandhangan dalam Aksara Jawa.
- É Pepet : Huruf E dibaca seperti pada kata Perang atau Kamper. Contohnya : Mbesengut, Mbedegel, Ndekem, Kenceng.
- Taling : E dibaca seperti pada kata Tempe atau Budhe. Misalnya : Mberat, Kae, Mrene, Kere.
- Ê dibaca seperti pada kata Ember atau Receh. Contoh katanya adalah : Liren, Ndrenges, Prenges, epleh.
- Perbedaan dan persamaan pelafalan pada Huruf O
- Huruf O dilafalkan utuh seperti pada kata Polo atau Bemo. Contohnya : Ora, Bolah, Bonggan, Colo.
- Pelafalan huruf O yang berubah seperti pada kata Motor atau Pohon. Misalnya : Cemlorot, Mblocor, Kombor, Tenggor.
Kamus Bahasa Pekalongan : Penambahan Konsonan M, N, Ng atau Ke didepan kata.
Umumnya Orang Jawa. Ada beberapa kata yang dipermudah pengucapannya sehingga kata berubah bentuk. Dengan cara menambahkan konsonan didepan kata tersebut. Tujuannya secara alamiah adalah untuk memperpendek pengucapan agar tidak bertele-tele. Biasanya, Sebagian besar kata yang berawalan huruf B ditambahkan Konsonan M. Sedangkan untuk kata dengan awalan huruf D biasanya ditambahkan huruf N. Untuk konsonan Ng lebih bervariatif dan fleksibel jika ketemu 5 huruf Vokal atau konsonan huruf G. Dengan catatan, Tidak selalu berlaku semuanya.
- Contohnya untuk Konsonan M :
- Blusuk : Mblusuk
- Brodol : Mbrodol
- Blesek : Mblesek
- Bledig : Mbledig
- Contoh Konsonan N :
- Deprok : Ndeprok
- Dempis : Ndempis
- Dekem : Ndekem
- Konsonan N dan G / NG
- Nggagar
- Ngabuk
- Ngegang.
- Nggendring
- Awalan Ke
- Kedrimoho
- Kecandak
- Kedarung
- Keblusuk
Kamus Bahasa Pekalongan : Penyingkatan / pemendekan kata
Dimanapun bahasa yang digunakan, pasti akan ada semacam kebiasaan untuk menyingkat / mempersingkat kata dan meninggalkan kalimat baku hanya sekedar untuk mempermudah mulut mengintonasikannya. Berbeda dengan pengguna Bahasa Jawa di daerah Mataraman yang lebih sabar (pelan) dalam mengucapkan kata.
Misalnya :
- Kokui, kata ini merupakan pemendekan dari kalimat Koyo Kuwi.
- Kokie juga merupakan pemendekan dari kalimat Koyo kiye.
- Nandi merupakan penyingkatan kalimat Nang Endi.
- Dek dari kata Kadek.
- Pak dari kata Apak.
Penekanan pada huruf L, M, N, W, dan Y
Didalam dialek khas Pekalongan, Ada penekanan tersendiri pada beberapa hurud. Huruf huruf tersebut biasanya dibaca lebih tebal dan ada penekanan (tidak datar) meskipun tidak semuanya. Ciri khas ini tidak banyak didapat di dalam Dialek Jawa Halus atau Dialek Sunda.
Misalnya :
- Huruf L pada kata Trilong dilafalkan Tri-lhong bukan seperti pada kata Bolong.
- Kata Warmad, Huruf M nya harus dilafalkan tebal Whar-Mhad tidak seperti kata Jimat.
- Nono yang berarti Tidak Ada, dilafalkan Nho-Nho, tidak seperti kalimat Mrono.
- Huruf W dalam kata Weng dilafalkan Wheng, bukan seperti kata Suweng.
- Y juga demikian. Kata Ya atau Yo dilafalkan Yha. Tidak seperti pada kata Pepaya.
Penggantian Huruf Z menjadi Y dalam pelafalan.
Kerapkali kita akan menemui orang-orang yang mempunyai nama dengan huruf awal Z dipanggil dengan lafal yang berbeda. Dari huruf Z berubah menjadi Y.
Misalnya :
- Zaenal menjadi Yaenal
- Zamroni menjadi Yamroni
- Rozi menjadi Royi
- Zaini menjadi Yaeni
Penulisan (Penggantian) huruf K menjadi C.
Seringkali juga kita menemukan nama-nama khas natif Pekalongan yang menggunakan huruf awal C, Namun dilafalkan dengan huruf K. Tentu ada yang benar-benar menggunakan Huruf C yang dibaca C atau Ch atau Kh.
Misalnya :
- Lafal Kasmuri namun ditulis Casmuri.
- Kastolani ditulis Castolani.
- Kasdi ditulis Casdi
- Kasmito dituliskan menjadi Casmito
- Kasturah ditulis menjadi Casturah
Penambahan akhiran Ng.
Kadang jika kita berbicara dengan orang natif Pekalongan atau bertemu dengan orang-orang tua (terutama ibu-ibu) yang sering menggunakan akhiran Ng. Entah karena kebiasaan atau memang ciri penggunaan dialek Pekalongan.
- Janganan menjadi Janganang.
- Sekolahan dilafalkan Sekolahang.
- Koprekan menjadi Koprek’ang.
- Layangan berubah menjadi Layangang.
Kamus Bahasa Pekalongan : Perbedaan Dialek Selatan dan Utara
Di Pekalongan sendiripun ada perbedaan pelafalan yang diucapkan antara Wong “Kota” dengan “Wong Kidulan”. Daerah Pekalongan bagian selatan seperti Buaran, Kedungwuni, Wonopringgo, Kajen, dsb mempunyai karakter unik yang sedikit berbeda dalam berinteraksi bahasa. Sekali lagi tidak ada perbedaan strata antara Lor dan Kidul disini, Hanya berbeda ciri pelafalan saja.
Misalnya :
Daerah selatan lebih menggunakan penekanan vokal E dari pada A untuk sebagian kata
- Bali (Pulang) dilafalkan Bheli
- Banjir dilafalkan Bhenjir
- Bandung dilafalkan Mbendung.
- Jambu dilafalkan Jembu.
- Wareg dilafalkan Whereg.

Kamus Kosa Kata Bahasa / Dialek Pekalongan
Berikut sebagian kosa kata yang berhasil penulis himpun dari berbagai sumber untuk mewujudkan Kamus Bahasa Pekalongan yang paling lengkap. Jika ada salah dalam pengartian mohon dikoreksi, Karena Penulis bukan native Pekalongan (deles) yang setiap hari menggunakannya dan juga tidak seumur hidup berada di Kota Pekalongan. Saya hanya kebetulan lahir, Pernah tinggal dan Ingin kembali ke Pekalongan tumpah darah saya.
Sebelumnya penulis Kamus Bahasa Pekalongan mohon ampun, Apabila ada bahasa yang dianggap vulgar, Itu semata-mata penggunaan gaya bahasa sederhana agar mudah dipahami maksudnya. Jika ada yang merasa risih atau berkeberatan, Silahkan usul kalimat pengganti yang lebih proper.
Formatnya Penulisan di Kamus Bahasa Asli Pekalongan
Kata [Cara lafal] : Arti | Aktif / Keterangan | Pasif / Keterangan | Contoh penggunaan dalam kalimat.
Kode Spesial karakter untuk mempermudah pelafalan
Huruf E
- Dibaca e seperti pada kata Tempe
- Dilafal é seperti pada kata Macet
- Dibaca ê seperti pada kata Flek
Huruf I
- I Dibaca seperti huruf I pada kata Mati.
- Ì Dibaca seperti E pada kata Pete.
Huruf O
- Dibaca O seperti pada kata Soto.
- Dibaca Ò seperti pada kata Motor.
Huruf U
- U Dibaca seperti U pada kata Umur.
- Ù Dibaca seperti O pada kata Perangko.
Kamus Bahasa Pekalongan : A
Ajar / Ajari [a-jar] : Belajar | Diajari : Diberikan pelajaran | Nyong pak ajar sik ah, Ngkesuk ono ulangan Jasa.
Ajip [a-jip] : Pujian bernada keheranan [Arab] | Ajip ah, Bocah sak mono wes do khatam turutan.
Akas [a-kas] : Keras | Segone akas, Iki mesti mau nggawene kurang banyu.
Al : Keren / Bagus | Filem India sing mau tak tonton nang Merdeka, Pemaine Al kabeh yakin.
Alih [alìh] : Pindah | Ngalih : Memindahkan diri | Dilih / Dialih : Dipindahkan | Barange dilih kono, Ojo nang kene, ngganggu wong liwat.
Alum [alùm] : Layu / Melempem | Useke alum wong wes limang dino ora kepangan.
Ambat [am-bat] : Tarik | Diambat : Ditarik | Nek wes sore biasane maine layangan do ambat-ambatan, Angine wes entek.
Angop [angòp] : Menguap | Nek wes ngantuk turu bae Nda, Dek mau angop bae.
Angot [angòt] : Kumat | Bocahe angot-angotan, Kadang niat kadang ora, Angel tok.
Ail [a-il] : Bosan / Percuma | Temune kowe maneh, Ail otok Nda / Nyong kon ngurusi kowe mben dino yo ail ra.
Anjut [an-jùt] : Terus-terusan / berlanjut | Kesel mulih dek Mbendar cok e, Mangklehe turune anjut nganti awan.
Anut [anùt] : Ikut | Manut : Mengikuti | Dinut : Diikuti | Nyong anut kowe lho, Asale nyong ra paham daerah kene.
Antog [an-thòg] : Sendawa | Bar mangan kewaregen trus anthog, Penake por.
Apek / Pek [a-pêk] : Petik / Ambil | Nongko-ne ojo diapek sik, Urung mateng nang uwit / Anake Lurahe dipek bojo karo Mantri.
Apek [a-pèk] : Bau tidak sedap | Klambine mambu apek asale urung garing wes disetriko.
Aring [a-rìng] : Ke | Yah mene wes adus, Pak lungo aring Nggrejo pok Koh?
Arip [a-rip] : Ngantuk | Aku wes arip nemen dek wingi rung turu, Kowe bali bae mono.
Aruh [a-ruh] : Sapa | Aruh-aruh : menyapa | Diaruh-aruhi : Disapa | Nyong mau diaruh-aruhi karo bapakane koncoku nang ndalan pas pawe.
Asale [a-sal-e] : Asalnya / Karena / Soalnya | Asale kowe sing marai ndisik, Mangkle konone jengkel ra.
Asik [a-shìk]: Benang Gelasan | Nggawe ashik dewe bae njo, Nganggo pecahan bohlam.
Atang-Atang [a-tang] : Telentang | Jah kuwi kekeselen cok e, Turune ngatang-atang.
Athek / Kathek [a-thêk] : Menggunakan | Nek pak ngethok kawat yo athek Tang ra, Ojo gunting.
Atis [a-tis] : Dingin | Hawane Kandangserang atise pok yakin, Mrono bae nek ra ngandel.
Atoh [a-toh] : Aduh | Atoh! Ojo mok jambak ra, Lorone pok yakin.
Atom / Setom / Slender [sètom] : Alat berat perata aspal : Nyong tau numpak atom pas ngaspal ngarep omah.
Awit / Kawit [a-wìt] : Sejak | Awit mbiyen aku kwi senenge mangan godong teh-tehan.
Ayah-ayah : Aneh-aneh | Wes ora usah ayah-ayah, Sing ono bae dikerjake nganti rampung.
Kamus Bahasa Pekalongan : B
Babrik [mba-brìk]: Nama tempat jaman dahulu | Ben dino minggu, Aku aring Mbabrik niliki siwoku.
Babut [ba-bùt] : Permadani | Babute dilempiti, Ngesuk dinggo maneh asale.
Bacilik / Bahcilik [ba-ci-lìk] : Tuan kecil | Meh ndek mana kowe Bahcilik, Ojo jauh-jauh, Nti diseneni Ooh-mu loh.
Badheg [ba-dhèg] : Bau tidak enak | Kowe kok ambune badhege por, Ra tau adus mesti ho?
Badogan [ba-dhòg-an] : Makanan | Badogane opo bae kye, Tiwas mrene kudu sing enak ra suguhane.
Bal / Bal-balan : Bola / Sepakbola| Nyong wingi nonton bal nang Kraton karo jah Kalongmania.
Bandang [ban-dang] : Lari | Mbandang : Melarikan diri | Weruh ono cegatan, Aku langsung mbandang mlebu kampung.
Bandangan [ban-da-ngan] : Mendapatkan sesuatu tidak sengaja | Aku nduwe doro bandangan, Wingi entuk nang kandang mburi omah.
Bar-barane [bar-bar-an-e] : Ternyata Setelah itu | Tiwas nggowo tas plastik, Bar-barane panganane wes entek.
Barteh [bar-têh] : Timun Suri | Kowe tak mat-ke koyo Barteh, Ndadine (mletheke) dong wes tuwo.
Baseng [ba-sèng] : Bacin | Sepatumu ora tau dikumbah pok? Kok ambune basenge por.
Batir [ba-tìr] : Pembantu (Rewang)| Batir e ora bali mrene maneh, Mangklihe nyong sing umbah-umbah karo nge-pel.
Bayong [ba-yòng] : Ikan Gabus | Nang ngisor bruk sepur Setono, Jare akeh bayonge nang kono.
Be / Bek : Aja | Kowe bek angel dijak omong ogh, Opo maneh anak buahmu.
Bebelen [bè-bèl-èn]: Susah Buang air besar | Mangkane mangan sayur-sayuran ojo deging tok, Ben ora bebelen.
Bedu [bè-du]: Imbang / Draw / Percuma | Mau bal-balane nang tivi bedu / Yo bedu otok nek kowe ketemu ne aku.
Begu [bè-gu] : Bisu | Ngomong ra, Ojo koyo wong begu.
Bejane [bè-ja-ne] : Mengerjakan sesuatu dengan intens / sedikit memaksakan | Wong kae mbunteli es wit mau, Bejane urung mangan dek isuk.
Bekelan [bê-kèl]: Bermain bola dan bekel | Nduwe bal karet sing nggo bekelan pora mbak? Aku njelang.
Beko / Mbeko [mbè-ko] : Marah / Ngambek | Bocahe mbeko trus lungo, Goro-goro ora tak temoni.
Beleh [bè-lêh] : Bukan | Beleh kuwi, Sing wek-ku ono rendo-rendo ne.
Beleken / Bele’en [bê-lêk-èn]: Penyakit mata / Sindiran untuk tidak melihat | Matamu beleken pok? Wong koyo kui kok mok oyok-oyok?
Belis [bè-lìs] : Iblis | Belis kye bocah! Kandanane angel, Ncrekalan, tur raine atos!
Bengesan [bêng-ês]: Memakai Lipstik | Dibengesi : Diberi lipstik | Kowe ayune por yakin bar bengesan, Maune ora.
Bengor [beng-òr]: Capek mulut | Ngandani kowe nganti cangkemku bengor ora ono gunane, Percuma tok ora mok rungok-ke.
Benteh [mbèn-têh] : Nama daerah di bantaran Kali Banger | Kali banger ngidul nurut dalan bae ngko tekan Mbenteh.
Benthik [bèn-thìk] : Permainan dengan menggunakan kayu panjang dan pendek | Njo dolanan Benthik nang lapangan, Sut jreng sek, Kowe opo aku sing main ndisik.
Berko [bèr-ko] : Lampu depan sepeda Ontel Kuno | Pit Unto mu Berko-ne zik murup pora?
Bermi [mbèr-mi]: Nama tempat jaman dulu di barat Kramatsari | Ojo liwat Mbermi, Cok ono cegatan nek isuk.
Bendingsari [mbèn-ndìng-sa-ri]: Nama tempat jaman dulu di dekat stasiun| Jah cilik-cilik biasane do gelut nang Mbendingsari, Sepi asale.
Besusu [bè-su-su]: Bengkoang | Lotek e ora sah nganggo Besusu Lek, Kulitku wes putih.
Bethik [bè-thìk] : Ikan Betok | Jarene nang Kedung Patangewu akeh iwak Bethike, Nyong kok ora ngandel.
Beyos [mbê-yos] : Istilah untuk Boyongsari [slang] | Ojo kerep nang mbeyos sih, Ngko keno penyakit kangker lho.
Bijik [bi-jìk] : Menghentakkan kaki | Ponakanku bijik bae dek mau ora biso anteng.
Bilit / Mbilit [mbì-lìt] : Berhenti Sejenak | Mbilit Meminta berhenti sejenak / Time Out | Sik mbilit sik, Diundang ibukku kon ngentasi kumbahan. Ngko maneh ho?
Biya / Bia [bi-ya] : Berkelahi | Dibiya : Diajak berkelahi | Aku pak biya karo jah bigri, Ijen-ijen nang ngarep Ikamuda.
Biyek / Mbiyek [bi-yêk] : Dahulu | Mbiyek kayane aku tau nyilih duit karo kowe, Tapi klalen.
Blaik / Blais [bla-ik] : Hayo / Mampus | Blaik kowe, Nek wonge nesu trus ngamuk priye?
Blakin [bla-kìn] : Aspal Cair | Nek ngencot blakin, Sandalmu ireng kabeh mengkone.
Blangwir [blang-wìr] : Ambulance | Awas do minggir, Ono blankwir pak liwat.
Bledang-Bledeng [blè-dèng] : Keluar masuk | Zik kepayon kayane, Dek mau awan Kajine bledang-bledeng nang pasar, Nggowo Batik akeh.
Bledig [blè-dìg] : Kejar | Mbledig : mengejar | Boss e di bledig-bledig pegawe pajek, Asale ora tau nggawe laporan.
Blendingen [blèn-ding-èn] : Kebanyakan minum air / Kembung | Wetengku blendingen Leh, Kakean ngombe esteh karo tolak angin.
Blesek / Mblesek [blè-sèk] : Terbenam | Dibleseke : Dibenamkan | Ban e mblesek nang blethokan, Kandas ora iso mlaku mobile.
Blethok [blè-thòk] : Lumpur | Nek bar udan, Ngarep omah dadi blethok kabeh.
Blik / Blek [blìk / blêk]: Wadah | Tuku ne krupuk sak blek nggo rong minggu sisan, Mah.
Bloboh [blò-bòh] : Dermawan | Lurahe wonge bloboh, Kabeh wong mbecak nang poskamling sering dikei duit.
Blocor [blò-còr] : Terluka | Mblocor : Terluka darah keluar | Aku sering mumet, Asale tau ndase mblocor pas tibo keno buk.
Bludas-bludus [blu-dus] : Keluar masuk suatu tempat | Ojo bludas-bludus nang garasi sih, Ora penak karo bapakku.
Blukang [blu-kang] : Batang Daun Kelapa | Biasane nang ketokan Blukang karo wit klopo, Cok ono Wangwung-e.
Blusuk / Mblusuk [blu-sùk] : Terpencil | Keblusuk : Tersesat | Omahe Simbahku mblusuke por, Mburi kuburan tur nang tengah alas.
Bobok [bò-bòk] : Bongkar | Mbobok : Membongkar | Dibobok : Dibongkar | Knalpotku tak bobok-ke nang Senggol ben munine kemrincing.
Bolah [bo-lah] : Benang | Tuku bolah mono, Nggo ulur-uluran nek main layangan.
Bolo [bò-lò] : Teman | Kowe bolo ngendi denese? Kok mrono-mrene.
Bonggan [bo-nggan]: Salah sendiri | Bonggan kwe Nda, Simakmu ngluru kowe nggowo arit wong duite mok jikuk ra omong.
Bongko [bòng-kò] : Mangkel | Dolan karo jah kuwi marai bongko tok, Senengane njukuki rokok e kancane.
Bongko [bong-ko] : Jenis Jajanan terbuat dari Roti tawar | Nyong dijak simak-ku tuku Bongko Roti nang Pasar Anyar.
Bongkrek [bòng-krêk] : Makanan dari ampas tahu (Gembus)| Isuk-isuk mangan Sego megono lawuh bongkrek iso enake por!
Bontong [bòn-tòng] : Berboncengan Tiga | Nyong mulihe bontong jah telu, Lha asale bojoku bali ndisek.
Boom [bom] : Nama tempat / Istilah untuk daerah pantai | Dolan njo aring nge-boom, Nek pas Syawalan cok ono ndangdute.
Boreh [bò-rêh] : Melapisi minyak | Diborehi : Dilapisi minyak sekujur tubuh | Mulih kantor awakku mriyang, trus aku pijet karo njaluk diborehi sak awak.
Borok [bò-ròk] : Luka gatal | Borok’en : Mengalami luka gatal | Kok borok-mu sangsoyo akeh nang sikil? Mbok diobati nyacak mangan Kadal.
Borot [bò-ròt] : Bocor | Ceret e jebule borot, Pantesan genine kompor mati terus.
Boyok [bò-yòk] : Punggung | Wes suwi ra tau Voli, Main pisan be boyoke rasane apak tugel.
Boyongsari [mbo-yong-sa-ri] : Nama tempat di daerah Panjang | Bapakku kerep nang Mboyongsari nek dino Seloso, Nyuntiki pasien ayu-ayu jare.
Brambangi / Mbrambangi [mbram-mbang-i] : Memerah hampir menangis | Bar dipathak penghapus karo Guru Jasa, Bocahe mbrambangi.
Brayan [bra-yan] : Adil / Setara | Kye ono duit, Dibegi-begi ho sing roto men brayan kabeh.
Brindil [brin-dìl] : Keriting | Kawit lahir kowe kui wes brindil, Pijar di luruske nombarang.
Brodol [brò-dòl] : Terlepas | Mbrodoli : Terkelupas dengan sendirinya | Wulu-ne Murai-ku pas pak didol kok mbrodoli, Ora sido payu ra.
Bruk [brùk] : Jembatan [Brug : Belanda] | Bruk Nggrogolan kae jare ambruk, Temenan po ra donge?
Buk [bùk] : Tembok (jembatan) | Kowe ngalor terus mengko ono buk sing di-cet abang, Belok ngiri tekan nggonku.
Busik [bu-sik] : Bersisik | Busiken : Mengalami kulit seperti bersisik | Sikil-ku busik kabeh asale bar adus nang Slamaran.
Kamus Bahasa Pekalongan : C
Cacak [ca-cak] : Coba | Nyacak : Mencoba | Dicacak : Dicoba | Dicacak ndisik ra klambine, Sopo reti lobok.
Candak [can-dak] : Dapat / Sampai | Nyandak : Kesampaian | Wektune ora nyandak nek mlakune alon-alon ko kiye, Kenthes ra!
Cangkruk / Cangkrukan [cang-krùk] : Nongkrong bareng-bareng | Ngko mbengi pak do cangkrukan nang nggonku pok? Mumpung bojoku lungo.
Cao : Cabut / Pergi [Zou : Tionghoa] | Nyong pak cao ndisik, Wes dienteni koncoku nang Kradenan.
Caos : Saus [ca-os] | Nggon Nyong, Mie ne ora sah diwei Caos, Lek!
Catet [ca-tèt] : Peniti | Tulung copotke catet nang gegerku, Mas.
Cathak / Caplak [ca-thak] : Kutu rambut | Izik cathaken pora kowe, Ojo medek-medek aku, Ngko ndak ketularan.
Cawet / Sempak [ca-wèt] : Celana Dalam | Nek adus nang kolam renang yo kudune nganggo sempak tok ra, Ojo nganggo Clono.
Ceblung [cè-blùng] : Nama tempat di dekat Stasiun | Dolanane kok tekan Ceblung, Do pak opo donge? Nginjen pok?
Cebrik [cè-brìk] : Becek / basah di dalam rumah | Cebrik kabeh nggone, Lha talange borot, Tur urung klakon masang tegel.
Cecek [cè-cèk] : Cicak | Tuku permen ndog cecek saiki nang ndi ho? Zik ono sing adol opo ora?
Cecek [cê-cêk] : Gori / Nangka muda | Nek pak nggawe Megono, Cecek’e milih sing enom, Ojo bakule.
Cekakakan [cè-ka-kak] : Terbahak | Bocah-bocah do cekakakan weruh Engkohe katoke mlosdrong.
Cekek [cè-kêk] : Makanan | Cekekan : Makanan | Nyekek : Makan | Longko cekekan nang kene, Suko mulih bae, Ngelih otok.
Cekrek [cê-krêk] : Luka gatal | Cekreken : Mengalami luka gatal | Sikilmu cekreken kabeh kokuwi Wol, Opo ra isin kowe?
Celer [cê-lêr] : Makian kepada orang lain | Celer raimu pancen ogh, Marai dongkol tok.
Celes / Celis [cê-lês]: Makian pada orang lain pasif | Celes ogh jah kae, Dipercoyo nemen-nemen jebule ngapusi
Cemeleng [cè-mê-lêng] : Menyebalkan / Seperti celeng | Raimu ora usah cemeleng sih, Diatur kok angele nemen.
Cemet [cê-mêt] : Makian pada nasib | Cemet ah, Tiwas tak parani jebule ora ono.
Cemlorot [cèm-lò-ròt] : Gesit / Cepat | Bar tak iseni Oli racing, Montore dadi cemlorot.
Cemokan [cê-mòk]: Memakai Bedak | Anakku wes iso cemokan dewe saiki nek bar adus.
Cempe [cèm-pe] : Anak kambing / Honda Lawas | Kowe mrene numpak cempe pok?
Cenger [cê-ngêr]: Muka | Lha cengermu pak di deleh ngendi nek kejadiane koyo iki?
Centeng [cèn-têng] : Preman / Tukang Pukul | Boss e nek mrene nggowo centeng sangar-sangar.
Ceplik [cè-plìk] : Lampu Tempel | Nek nang Gandarum jaman mbiyen lampune nganggone Ceplik.
Cepon [cè-pòn] : Keranjang | Klambine nek wes garing, Dientasi trus didekek nang Cepon ndisik.
Cerme [ncèr-me] : Nama tempat jaman dahulu | Dek Yontaan aring Cerme kui pedek, Mlaku bae.
Cewok [cê-wòk] : Membersihkan setelah buang air besar | Mbiyek jaman cilik sing nyewoki kowe kui aku, Saiki kok wani karo aku.
Che : Rebut / Rayah | Diche : Dirayah | Kye pancen njaluk di-che peleme, Medite por wonge.
Ciak : Makan | Diciak : Dimakan / Diambil [Ciak : Tionghoa] | Aku mau ciak e sitik tok, Saiki wes ngelih maneh / Dorone rego larang puo tetep diciak karo Engkohe.
Cibuk / Ciduk [ci-bùk] : Gayung | Adus kok ora nganggo cibuk, Padakke nang kali otok.
Cicir / Cicer [ci-chìr] : Gelandangan | Pancen cicir koe ho, Ra tau mulih, Nek mulih ngenteke panganan tok.
Cilik Mentik [mèn-tik]: Kecil sekali | Bolongane Cilik mentik, Aku ra iso nglebokke nek ora nganggo tesmak.
Cincing [cin-cìng] : Mengangkat / menarik keatas kain bagian bawah / Santai | Banyune rob tekan ndapur, Cincing ra mangklihe / Aku ora kober cincing, Nyah! Pesenane gemblong zik akeh nemen.
Ciwek [ci-wêk] : Gampang menangis | Alah kokui be nangis, Ciwekan!, Padalo nyong ngecene biasa tok si.
Cluthak [clu-thak]: Suka menghilangkan barang | Bocah kae cluthake nemen, Barang-barangku do ilang
Cocot [cò-còt] : Mulut / omong | Nyocot : Ngomong | Ora usah kakean cocot kowe Ndes, Ayo biya bae!
Cok [còk] : Mungkin | Wes dadi cok e pesenane, Nyacak di telpon konone.
Cokrah [nco-krah] : Nama kampung di daerah Kraton| Omahku nang Cokrah, Sing ono ril e nang tengah ndalan.
Colo [co-lo] : Pergi tanpa pamit / bolos [slang] | Kowe wingi nangdi, Dienteni pak mangkat bareng malah colo.
Cumo [cu-mò] : Tapi / Cuman | Aku kwe senengane Pecak, Cumo ora seneng nek pecake iwak Pihi.
Cup / Cop [cùp] : Klaim /Pilih | Ngecupi : Memilih | Dicupi : Diklaim | Mangkate sekolah do gasik-gasik, Apak do ngecup jegokan.
Cus [cùs] : Mantik / Ngecus : Memantik / Dicus : Dimantik | Nek ngecus mercon ojo nang nggir ngomah, Mbudeki!
Cuwil [Cu-wìl]: Terlepas / Hilang sebagian | Nek rotine mbok cuwili yo entek ra suwi-suwi.
Kamus Bahasa Pekalongan : D
Dadah [da-dah] : Melambaikan tangan | Dadah-dadah : Melambai-lambaikan tangan | Bocahe tak tinggal nang plabuhan dadah-dadah karo nangis.
Dhadah [dha-dhah] : Pagar bambu | Dhadahe ambruk nggo lendetan cicir-cicir sing do main gaple nggal wengi.
Dahon [da-khòn] : Rokok | Dahonan : Rokokan | Bocah-bocah do dahonan kae nang mburi sekolahan, Wedi konangan guru.
Dangkak / Dangka’i [dang-kak-i] : Kira | Tak dangka’i kowe wes pisah, Jebule urung ha ah?
Daplok [da-plòk] : Dewasa / Besar | Wes daplok tapi izik njaluk duit wong tuwone, Opo ora isin?
Darung [da-rùng] : Terlanjur | Kedarung : Terlanjur | Wes kedarung atis wedange, Ora mok ombe dek mau sih.
Dayoh [da-yòh] : Tamu | Dayohe gaweke wedang ra Bu, Sak onone puo.
Dhe / Pakdhe / Budhe : Kakaknya ayah-ibu / Panggilan pada orang tua | Nang omah e Dhe Casmuri ono mejo pingpong, Mrono pok?
Dekek / Deleh [dê-kêk] : Taruh | Ndekek : Menaruh | Didekek : Ditaruh | Nek ndekek tesmak ojo nang kono, Ngko ndak tibo.
Dekem [dè-kèm] : Bersembunyi dengan jongkok / Selingkuh | Ndekemi : Menyelingkuhi | Kok do seneng ndekemi bojone uwong ho? Po ra wedi konangan? / Malinge ndekem nang njero kandang ayam sewengi, Diluru wong sak kampung.
Deles [dè-lès] : Asli / Natif | Kae wong Mbuaran deles, Angel kandanane nek kon belok nganggo reting.
Dempis / Ndempis [ndèm-pis] : Duduk di pojokan | Tacik e ndempis tok nang kono karo nangis, Bar kelangan gelang.
Denese [dê-nè-se] : Harusnya / Maksudnya | Priye denese kye? Wong kudune dadi saiki, Kok urung rampung?
Dengal [dè-ngal] : Dongak | Ndengal : Mendongak | Pak difoto ogh pijar ndengal-ndengal, Anteng sih!
Deprok / Ndeprok [de-pròk]: Rendah | Ndeprok : Di tempat rendah | Motorku tak deprokke, Shock e tak kethok / Mbok ojo ndeprok nang kono, Kene lungguh kursi.
Derep [dè-rèp] : Kerja disawah | Simak-ku nek isuk nderep, Nek sore buruh njait. Nyonge adol Es potong mubeng kampung.
Dhuwet [dhu-wèt] : Buah-buahan berwarna ungu (Jambu Keling / Jamblang) | Ilatmu kok warnane dadi ungu kabeh ? Bar mangan dhuwet pok?
Dilampu [di-lam-pu] : Dibantu / Meskipun | Sing penting wes nduwe omah dewe, Dilampu kerjo esuk awan mbengi puo.
Disik / Dikik [di-sìk] : Dulu / Dahulu | Ndisik kowe ayu saiki kok gembuk kokui?
Dobol / Dobos [dò-bòl] : Bohong | Ndobol : Berbohong | Didoboli : Dibohongi | Raimu senenge ndobol tok, Ora pak ngandel maneh aku saiki.
Dogo [dò-gò] : Pukul | Didogo : Dipukul | Aku didogo wong miyang goro-goro mliling.
Doklonyo [do-klo-nyo] : Eu De Cologne | Nek apak lungo numpak Coyo Kajen, Doklonyo ne dinggo sik ra, Men setil.
Domblong [ndòm-blòng] : Diam tidak bisa berbuat apa apa | Ndomblong : Terdiam | Bocahe ndomblong tok weruh montore ditarik leasing.
Domane / dumane [do-ma-ne] : Mentang-mentang | Domane saiki wes sugih kon cangkrukan karo bolo be ora tau gelem, Nyemengit yakin!
Dong [dòng] : Ketika | Dong pas wulan besar kae, Kowe nyembeleh pora?
Donge [dòng-e] : Sebenarnya | Kowe ke niat pora donge ?
Dongglong [dòng-glòng] : Tinggi | Jah dongglong bae sing kon apek pelem, Ora usah nggowo genter.
Doplak [do-plak] : Mobil Pengangkut (pick up) | Karang nyong numpake doplak, Do ra ono sing nglirik aku.
Doplo [do-plo] : Bodoh | Bocah ra tau sinau yo dadine doplo, Ora munggah bola bali.
Drenges / Drengas-drenges [drêng-ês] : Senyum lebar | Ndrenges : Tersenyum lebar | Bar menang Porkas pok Lek, Kok drengas-drenges bae dek mau?
Dreswar / Driswar [dres-war] : Lemari (Dressware) | Jukuke clono coble nang dreswar Mah, Sing Baggy wes ora amot.
Druwang / Dluwang [dru-wang] : Kertas | Druwange ojo diguwaki, Dikumpulke iso didol nang bakul rongsok Senggol.
Dudu / Udu [du-du] : Bukan | Dudu kowe sing tak senengi, Tapi koncomu.
Duduh [du-dùh] : Kuah | Satene ora usah nganggo duduh Lek, Wagu nek nganggo.
Dugal [du-gal] : Jengkel | Ndugal : Menjengkelkan | Nyong dugale por nek weruh kowe dipisuhi wong tapi meneng tok.
Dulang [du-lang] : Suap | Ndulang : Menyuapi | Didulang : Disuapi | Aku bar ndulang anakku, terus lungo blonjo aring Sorogenen.
Dun / Medun [dùn] : Turun | Ngedunke : Menurunkan | Didunke : Diturunkan | Sopo sing wani ngedunke gendero Merah Putih, Tak tembak ndiase!
Dur [dùr] : Terus | Ngedur : Tidak berhenti | Bocah kuwi nek kerjo ngedur ora mandeg-mandeg, Sangar yakin.
Kamus Bahasa Pekalongan : E
E / Ne : Nya (akhiran) | Umum e / Klambi ne
Edian [e-dyan]: Banget (Akhiran Penekanan )| Kowe kui wong urung ditawani kok wes mok pangan, Wagunedian / Njeleinedian.
Ejian / Edian [e-ji-an] : Edan / Kagum berlebih (Ungkapan) | Ejian ah, Saiki awakmu gering nemen ho? Diet Keto pok?
Embuh / Emboh / Mboh [èm-bùh] : Tidak tahu / Tidak mau tahu | Mbuh ah nyong ora pak melu melu urusane.
Emplok [èm-plòk] : Makan | Ngemplok : Memakan | Diemplok : Dimakan | Pilus e diemplok kabeh karo jah kae.
Enceh / Ace [ên-cêh] | Rambutan : Nggone simbahku encehe manis nemen, Tapi kerep dicolongi jah Blok C.
Encot : Injak [èn-còt] | Ngencot : Nginjak | Dincot : Diinjak | Ojo dincot-ncot kuwi, Bar dilorot urung garing.
Endo [ên-dò] : Menghindar | Ngendo : Menghindari | Diendani : Dihindari | Bocah kae nek dijak temon mesti ngendo, Alesane ono-ono bae.
Ente [en-te] : Kamu [Anta : Arab] | Ente wes suwi ora tau njajake aku ho, Ora nduwe duit pok?
Enter-enter [ên-tèr]: Pelan-pelan | Motore RX-Z puo tapi Kajine nek numpak enter-enter.
Entes / Ntesan [èn-tès] : Baru Saja | Ntesan bocahe dek kene, Trus mulih jare pak latihan Karate.
Epleh [ê-plêh] : Lunglai | Epleh-epleh : Lemas tak berdaya | Bar opo kowe kok epleh-epleh nang kursi? Ngusungi gabah pok?
Etokmen : Pura-pura [ê-tòk-mên] | Etokmen : Ceritanya/Pura-puranya | Etokmen kowe dadi pacarku ho, Ben ketok payu nang ngarepe bocah-bocah.
Kamus Bahasa Pekalongan : G
Gabur [ga-bùr] : Lepas ke atas | Nggabur : Melepas ke atas | Gaburan : Bermain gambar | Dolanan gaburan nang nggonku njo, Longko angin / Bocahe dek mau nggabur doro ora bali-bali, Kesasar cok e.
Gagiang [ga-gi-ang] : Cepetan / Buruan / Saran untuk mempercepat | Gagiang ra mangkat, Ngenteni opo maneh?
Galbo [nggal-bò] : Perhatian | Nggalbo : Memperhatikan | Aku kok ora nggalbo, Jebul anakmu kuwi saiki wes kuliah ho.
Gambar Templek [têm-plêk] : Stiker | Nyong pak tuku Gambar templek Flash Gordon, Lek! Tuku selawe entuk piro?
Gandul [gan-dùl] : Pepaya | Ojo menek wit Gandul mburi omah, Ndak tibo!
Gantar / Genter [gên-têr] : Galah Bambu | Sangu gantar nggo nyengget pelem nang ngomahe Polisine.
Gaprak [ga-prak] : Beradu kaki | Jenenge be main bal, Gaprakan yo wes biasa.
Gebat [gè-bat] : Cium | Gebatan : Berciuman | Nang Monumen nek mbengi cok ono wong gebatan nang petengan.
Gebrek [gè-brèg] : Ribut / Berkelahi | Nyong pak gebrek karo jah Yontaan, Kowe pak do melu porak ?
Gedang [gè-dang] : Pisang [Goddank : Belanda] | Pingin mangan kolok gedang pok? Njo aring Prapatan Podo.
Gedang [gè-dang] : Istilah lama untuk payudara besar | Gedange Leh, Ora nguati yakin puo.
Gedrik [gè-drìk] : Huruf besar kapital | Lha kok gedrik kabeh tulisane? Seneni gurumu ra mengko.
Geger [gê-gêr] : Ribut | Nggegeri : Bingung / Panik | Ora usah do geger! Menengo kabeh! Tak rampungane masalahe.
Gel [gêl] : Memang (Kata keterangan) | Bocah kae gel nyengite nemen, Ra tau apikan karo aku.
Gel-dudu‘ / Gel por [gêl-du-du’] : Banget | Kayune atos e gel-dudu’ ah, di-graji mental tok.
Gelis [gè-lis] : Lekas | Nyong pak ngrampungke pesenan kristik ndisik, Men gelis entuk duit.
Gejer / Nggejer [nggè-jèr] : Tak berhenti | Ponakanku nangis nggejer njaluk ditukoke Layangan Koncer.
Gemadung [gè-ma-dùng] : Belum terlalu matang | Peleme ojo diapek sik, Urung mateng, Zik nembe gemadung.
Gemandul [gè-man-ndùl] : Bergelantungan | Katese nggon tonggoku gemandul marai pingin nyengget.
Gembeng [gèm-bêng] : Cengeng | Gembengan : Nangisan | Anakku wes gedi puo gembeng, Sitik-sitik nangis.
Gembil [gèm-bil] : Gemuk | Karang Jah gembil, Mau esuk wes mangan, Saiki mangan maneh.
Gembor / Gemboran [gèm-bòr] : Teriak | Nggembor : Berteriak | Gembar-Gembor : Arogan | Ora usah gemboran, Nyong wes krungu dek kene.
Gembuk [gèm-bùk] : Gendut | Mas, Nyong we saiki gembuke nemen, Klambine wes do ra sedeng, Tumbaske o?
Gemrenggeng [gèm-rèng-gèng] : Menggerutu tidak jelas | Wonge dikandani ora gelem, Gemrenggeng bae dek mau nang mburi.
Gembrobyos [gèm-brò-byòs] : Berkeringat banyak | Ruangane sumuke por, Wes ora klamben be izik gembrobyos.
Gendak [gèn-dak] : Pacar / Genda’an : Pacaran | Nggenda’ : Memacari | Digendak : Dipacari | Pembantune tonggoku digendak karo mas-ku. Mben awan didekemi.
Gendhul [gèn-dhùl] : Botol | Gendhule Kecap kui diklumpuke, Nek ono tukang rongsok, Didol payu, Leh.
Gentho [gèn-tho] : Preman | Nggentho : Seperti preman | Dolane karo gentho-gentho terminal, Yo ra tau sekolah ra mangklihe.
Gesik [gè-sìk] : Teknik memukul kepala dengan gesekan kepalan tangan | Digesik : Dipukul kepala dengan digesek | Urung tau digesik ndase kae bocah, Liwat gang cilik kok pecicilan.
Gigu [gi-gu] : Jijik | Aku nek weruh Ulo rasane gigu nang awak. Po meneh ulo sing kae.
Gili [nggi-li] : Jalan | Dolane ojo tekan Nggili, Nok! Ngko ndak ketumbuk Kol Nge-boom.
Giras [gi-ras] : Bersemangat luar biasa / Galak | Bar dipakani Kelabang, Iwak Arwanane dadi giras.
Gledak / Nggledak [nggle-dak] : Jatuh terjerembab | Aku mau mbengi ngimpi melu olimpiade, Tangi-tangi wes nggledak nang samping dipan.
Glegek’en [glê-gêk-èn] : Bersendawa | Nyong Glegeken terus asale bar mangan Duren karo ngombe Kopi.
Glepung [glè-pùng] : Tepung | Diglepungi : Ditepungi | Aku ora seneng Tempe wudo, Senenge diglepungi.
Glendeng [glèn-dèng] : Bergunjing | Ngglendengi : Membicarakan orang lain | Diglendengi : Jadi Bahan Pembicaraan orang | Dek mau opo ra bosen sih ngglendengi artise terus, Wonge ngko pak mene jare.
Gondel [gon-dêl] : Pegang / Gondelan : Pegangan | Nggondel : Membonceng | Digondeli : Dipegangi | Aku lungo nang Semarang nggondel Sepur / Aku pak lungo nang Kertijayan jane, Tapi digondeli anakku
Gopret [go-prêt] : Cerewet | Simakmu goprete nemen ho, Kokui be geger.
Gorem / Betengan / Rok Beteng [go-rêm] : Sebuah permainan ketangkasan | Njo dolanan gorem-an nang lapangan, Mumpung ngesok minggu.
Gragas / Nggragas [gra-gras] : Apa saja mau | Ojo nggragas nemen-nemen sih, Jambu bosok kok dipangan.
Grujuk [gru-jùk] : Siram | Digrujuk : Disiram | Nek wes awan ora tangi, Tak grujuk banyu loh kowe!
Grumung / Grumungan [gru-mung] : Berkumpul ngobrol santai | Kae mau bocah-bocah do grumungan tekan Mbegrib, Bar kui do bali.
Gudal [gu-dal] : Kotoran Di Gigi | Bocah ora tau sikatan, Gudale marai mambu nek kojahan.
Guder [gu-dèr] : Panik | Wes tekan Sentiling jebule bojokune ketinggalan, Guder ra nyong e.
Gugu [gu-gu] : Tertawa sendiri | Aku gugune por nek mbayangke kathokmu mlosdrong pas panjat pinang pitulasan.
Gujih [gu-jìh] : Menanyakan semua hal | Kowe kok koyo tukang sensus, Gujih bae dek mau takok sopo bae sing melu.
Gumpil [gum-pìl]: Pecah sedikit | Mangkoke gumpil goro-goro tibo kesenggol.
Guwak : Buang [gu-wak]| Ngguwak : Membuang | Diguwak : Dibuang | Kui bathang e ojo diguwak nang kali, Dipendem bae.

Kamus Bahasa Pekalongan : H
Ha a / Ha ah : Benar / Mengiyakan | Ha ah, Kokuwi sing tak karepke / Po ha ah sih?
Hajak / Nyacak [ha-jak] : Coba (Kalimat tanya) : Pak mbonceng sopo kowe saiki hajak? Wes do mangkat kabeh dek mau.
Hengkeng [hêng-kêng] : Jengkel (plesetan dari jengkel) | Ora sah hengkeng ra, Wong guyon tok be.
His [his] : Kata sanggahan | His! Dudu aku sing ngrusake karambole, Aku ora melu main.
Hiso / iso [hi-sò] : Bisa | Aku nek weruh jah kae hiso grogine pok yakin.
Hoo : Ungkapan tidak suka | Hooo, Lha koe salahe ora mrene ket mau.
Hop : Stop / Menyuruh berhenti | Hop sik, Hop, Mbalik, Kae mau nang mburi ono wong tibo kesrempet Chevrolet.
Kamus Bahasa Pekalongan : I
Ider [i-dèr] : Keliling | Ngider / Mider : Berkeliling | Nyong mben sore ider gemblong nang perumahang, Nggo tambah-tambah.
Inggrang-Inggring [ing-gring] : Ragu-Ragu | Wes ora usah inggrang-inggring, Parani bae kharime.
Iwak [i-wak] : Ikan / Lauk | Aku mau nang mantenan mangane iwak ayam, tapi sitik tok.
Iwig [i-whig] : Sedang repot | Nyong mangkate telat, Zik iwig ngurusi obat batik kye.
Izik / Isik [i-zìk] : Masih | Izik opo kwe Nju? Nugeli ndas urang pok?
Itik-itik / Ilik-itik [i-lik-i-tik] : Perbuatan membuat geli / Ngilik-Kitik : Membuat Geli | Bojoku wonge kerinan, Tau tak ilik-itik nganti nangis.
Kamus Bahasa Asli Pekalongan : J
Jablut [ja-blùt] : Kata ganti orang ketiga kasar | Goro-goro jablute kae, Aku mangklehe kelangan duit akeh.
Jadam [ja-dam] : Pelit | Raimu jadame por ah, Njaluk sitik be ora dike’i
Jah : Cah | Jah ndi kowe, Le? Pak opo nang kene?
Jajal / Jajak [ja-jak] : Coba | Njajal : Mencoba| Dijajal : Dicoba | Aku pak njajal montor anyar-mu oleh po ra?
Jambal / Njambal [jam-bal] : Memakan tanpa nasi / Mengambil lauk | Lawuhe dijambali karo anakku, Pas bapakane mulih, Garek Sego otok.
Jangan [ja-ngan] : Sayur | Janganan : Sayuran | Nyong dikongkon Simakku tuku janganan nang kidul Pasar Mbenyurip.
Jebulno’o / Jebule [jè-bul-nò-ò] : Ternyata | Jebulno’o kowe kui Hansip ha a? Tak kiro Tentara.
Jegok / Jagok [je-gòk] : Duduk | Dijegoki : Diduduki | Bar njegok nang ngarep omahmu, Wonge trus mlayu ngetan karo zarig sandal.
Jek [jêk] : Ajak | Ngejek : Mengajak | Dijek : Diajak | Aku dijek koncoku aring Ndoro, Niliki kebon Cecek.
Jembeng [jèm-bêng] : Lebar | Dijembeng : Dibuka lebar | Klambiku sing teles tak jembengke nang wit-witan, Men cepet garing keno angin.
Jendel [jen-del] : Lemot / Bodoh | Kok jendel ho uteku ho, ora nggalbo nek kowe ke jebule duite akeh, reti kokui aku nyilih duit.
Jengklek [jêng-klêk] : Lompat satu kaki | Kowe zik biso dolanan jengklek pora? Jare bar tibo?
Jepat / Njepat [jè-pat] : Lepas | Sadel pit ku njepat, Asale baute ora kenceng.
Jibal [ji-bal] : Menyebalkan / Kampungan [Arab] | Kowe ke jibale nemen ho, Ngisin-isinke aku nek carane kokiye.
Jota’an [jo-tak-an] : Tidak saling menegur / Saling mendiamkan | Njotake : Mendiamkan | Dijotaki : Didiamkan | Aku dijotaki karo adiku, Pak nyilih raket ora diselangi.
Jubin [nju-bin] : Lantai | Dolanan Sekak ojo nang kasur ra, Nang jubin bae ben penak.
Jukung [ju-kung] : Perahu | Jukungan : Naik perahu | Nyong wes tau jukungan dek Pesindon tekan bruk loji, Ora iso bali.
Jungkat [jung-kat] : Sisir | Dijungkati : Disisir | Ora usah jungkatan, Percuma wong rambutmu kriwil kokui ogh.
Kamus Bahasa Pekalongan : K
Ka’al [ka-al] : Alat kelamin pria [slang] | Ka’al-ku loro goro-goro sadel pit-ku ucul.
Kaco’an / Kacokan [ka-cok-an] : Urakan | Kowe nek mangan Soto kok kacokan temen? Siji be nyong ora entek, Kowe kok iso tekan telong mangkok.
Kadi / Kadek / Dek [dêk] : Dari | Kadek ngendi bae Nok? Kok pernahe kesel nemen.
Kae [ka-e] : Itu | Sopo kae arane kok pernahe wes tau mrene tuku kripik pedes.
Kaku’ / Kaku’ah [ka-kuk] : Lucu yang tak bisa diungkapkan | Yo kaku’ah, Wong bar ngising kok ora cewok langsung mbandang.
Kakus : Kamar Mandi / WC [KakHuis: Belanda] | Nek ngising dibiasake nang kakus ra Wol, Ojo nang kebon. Tutupi godong pring pok men garing?
Kalam [ka-lam] : Bicara / Merayu [Arab] | Ngalam : Merayu | Dikalam : Dirayu | Ojo kesuwen ndang dikalam, Mumpung zik singgel.
Kaliren [ka-lir-en] : Kelaparan / Masuk angin | Nyong cok kaliren kye, Wes urung mangan dek isuk tur ora nggowo jaket.
Kamigilan [ka-mi-gi-lan] : Ketakutan | Bocahe nek weruh aku kamigilan, Asale izik nduwe utang akeh.
Kapiran [ka-pir-an] : Terlunta / Nelangsa | Melas kae bocah kapiran nang omah, Bapakkane gendak’an bae, Simakane mberat ora tau mulih.
Kaplak [ka-plak] : Tua / Dewasa | Wes kaplak tapi izik koyo jah cilik kelakuane, Senengane nyolongi Pelem.
Kaplok [ka-plòk] : Menampar dengan telapak tangan | Ngaplok : Menampar | Dikaplok : Ditampar | Aku mau dikaplok bojoku goro-goro pingin kawin maneh.
Karang [ka-rang] : Memang | Karang izik rejekine, Adol barang bosok be payu larang.
Katok [ka-tòk] : Kelihatan | Dek ndi bae Nju, Ra tau katok? Piknik nang Weleri pok?
Katut [ka-tùt] : Ikut | Ngatut : Ngikut | Bocahe ora katut mlebu, Asale umure urung nyandak.
Kawur [ka-wùr] : Tertiup angin | Pemeane do kawur kae, Angin e kencenge pok.
Kebek / Kebak [kè-bèk] : Penuh | Ngebeki : Memenuhi | Dikebeki : Dipenuhi | Kol e Slamaran kebek, Mangklihe nyong mbonceng koncoku sing liwat.
Kebyek [kê-byêk] : Repot | Bojokune lungo, dong ono tamu akeh, kebyek ra nyonge longko sing ngrewangi.
Keceh [kè-cêh] : Bermain air | Kecehan : Bermain-main dengan air | Ojo kecehan bae ngko tanganmu mbededeg tur masuk angin.
Kecer / kecret [kê-cêr] : Tumpah / Terjatuh | Oline do kecer nang ndalan, Marai lunyu, Cok akeh sing do kepleset kye.
Kecing [kè-cing] : Penakut | Nguyuh nang kamar mandi dewean be pijar diter, Kecing e nemen ah.
Keder [kê-dèr] : Bingung | Weruh asu anteng kok keder bae, Padalo asune meneng otok.
Kedik / Kedig [kè-dik] : Garuk-garuk kepala karena gatal | Salahe ora tau samponan nek adus, Yo kedik ra mangklehe.
Kedrimoho / Dermoho [dri-mó-hò] : Sengaja | Aku kye ora kedrimoho dolan mrene, Lha kok ketemu kowe meneh cah ayu.
Kejedak [kè-jè-dak] : Jatuh Kebelakang | Bocahe ditabrak dek ngarep tibo kejedak, Melaske kae saiki semaput.
Kejek [kê-jêk] : Tidak bisa tenang / memaksa | Dek mau kejek bae ngejak bali, Pembantumu ayu pok?
Keju [kè-ju] : Takut / Sindrom Ketinggian | Nyong nek nang lantai pitu, Weruh ngisor hiso keju-ne pok.
Kelar [kè-lar]: Selesai [Klaar : Belanda] | Aku wes kelar tugas’e , Bar iki pak nang Perpus moco Tiger Wong.
Keler [kê-lèr] : Toples / Stopfles | Keler e apik tah, Tapi nek longko isine, Yo percuma tok.
Keli [kê-li] : Hanyut | Ngeli : Menghanyutkan diri | Klambiku keli nang Kali Pencongan.
Kemaki [kè-ma-ki] : Sok | Ora sah kemaki Le, Jah wingi sore be nggaya!
Kemecer [kè-mè-cèr] : Ingin segera | Lanangane wes kemecer pingin mlebu kamar, Padahal tamune zik akeh.
Kemisan / Kamisan [kè-mis-an] : Hari gajian | Wong Kalongan kwi biasane nek bar kemisan, Do nglencer, Lha ngesoke prei asale.
Kemlithi / Mlekiti [kèm-li-thi] : Sok / Arogan | Nang Njarkata dari tukang jogo pipo be iso nek mulih Kalongan kemlithine por.
Kemproh [kèm-proh] : Jorok | Mbok ojo kemproh-kemproh sih, Kamare ditoto sing rapi.
Kemrincing [kèm-rin-cing] : Gemerincing suara | Celengane tibo dek lemari, Duite kemrincing nang mester.
Kenceng [kèn-cèng] : Cepat / Kencang | Ngencengi : Mengencangkan | Dikencengi : Dikencangkan | Angine kenceng, Marai kawur kabeh bukune / Tali sepatune dikencengi ndisik nek apak main bal.
Kentel [kèn-tèl] : Kental | Kowe kan konco kentel-ku awet cilik, Kok iso saiki ora bolo?
Kenthel [kên-thêl] : Pukulan | Ngenthel : Memukul | Dikenthel : Dipukul | Tak kenthel raimu nek kakean koya!
Kentheng [kèn-thèng] : Ganteng | Sing nduwe rental mobil kenthenge pok yakin, Aku betah disupiri.
Kenthes [kèn-thês] : Kebut | Ngenthes : Ngebut | Dikenthes : Dikebut | Bar tuku montor anyar, Langsung dikentheske nang Njetayu.
Kenthir [kèn-thìr] : Gila | Jah kenthir, Kolang-kolang kok nggo renang.
Kenur [kè-nùr] : Senar | Nyong biasane nek tuku kenur gelasan nang Jalan Bandung, Nggo mancing.
Kepek [kê-pêk] : Tuli | Raimu kye pancen kepek ho, Wes diomongi bola bali ora ngrungoke.
Keperang [kè-pèr-rang]: Tidak sengaja terluka tangan kena pisau | Tanganku metu getihe, Mau keperang pas ngirisi brambang.
Kepleyak [kè-ple-yak] : Tidak Sengaja Menginjak | Aduh sepatuku mambu, Mau bar kepleyak tembelek.
Kepruk [kè-prùk] : Memukul kepala dari atas menggunakan barang | Malinge dikepruk nganggo helm karo tukang bakso nganti metu getihe.
Kere [ke-re] : Payah / Tidak Mau : Kere ah, Nyong nek kon melu aring Linggo, Kesel tok
Keriwil [kè-ri-wìl] : Roda Bergerigi | Keriwilane diganti sing gedi, Ben tarikan motormu tambah kenceng.
Kerep [kè-rèp] : Sering | Aku kerep liwat ngarep omah mu, Tapi ra tau temu.
Keron [kè-ròn] : Khawatir | Aku keron bojoku nang ngomah dewean wedi nek ilang, Aku pak bali sek ho.
Kesingsal [kè-sing-sal] : Hilang karena lupa | Hape-ne kesingsal, Tak luru urung temu.
Kesle [ke-sle] : Senggama | Kowe kakean kesle, Mlaku sedelok tekan kono be ora kuat.
Kesliring [kè-sli-rìng]: Terkena sesuatu yang bukan sasaran semestinya | Aku mau nang Mbendan kesliring, Ora ngerti opo-opo dikawuk uwong.
Ketengan [kê-thêng-an] : Sebuah permainan ketangkasan | Aku bolo kene, Kowe bolo kono, Wes njo ditapuki ketengane.
Ketip / Kentip [kè-tip] : Tinggi Sekali | Omongane ketipe por yakin ah jah kui, Asline ora nduwe duit.
Ketlingsut [kè-tling-sùt] : Hilang / Belum ketemu | Dompetku ketlingsut mbuh nangendi, Padalo ora ono isine.
Kewok / Kawuk [kè-wòk] [ka-wùk] : Memukul dengan jari terkepal | Dikewok : Dipukul | Pak Erte dikewok raine karo Pak Erwe nganti njungkel.
Kharim / Harim [kha-rìm] : Wanita [Harem : Arab] | Hariman : Pacaran dengan wanita | Lurahe ora tau mangkat kerjo, Khariman tok nang Linggo gaweane.
Kicik / Kicek [ki-cìk] : Masturbasi | Kowe gaweane kicik tok mesti ho, Nek Di-kon usung-usung ora kuat.
Kili / Ngileni [ngi-lên-i] : Membuat geli / Dikipas-kipasi | Wong kok senengane ngileni kuping, Opo ora keri sih? / Bar tak kileni, Jangkrike muni kenceng.
Klentung [klèn-tùng] : Kaleng | Nyacak telpon-telponan nganggo klenthung diwenehi senar karo korek, Iso pora?
Klethik-klethik [klè-thik] : Jajanan | Lha ndi kye kok ora ono klethik-klethike, Marai cangkeme pait.
Klewer / Nglewer [klê-wêr] : Menjuntai kebawah | Jare wong sing tau weruh Wewe, Ususe pating klewer.
Kliteri [kli-tèr-i] : Amati / Mengamati | Dikliteri : Diamati | Kampungku sering kecolongan, Nek mbengi cok dikliteri maling.
Klontengan / Kontengan [klòn-têng] : Iuran [slang] | Nglontengi : Meminta Iuran | Dikontengi : Diminta Iuran | Asem ah, Aku di klontengi jah terminal pas bali sekolah.
Kluwus [klu-wus] : Pudar / Kusut | Nyong sekolah nganggo klambine kakangku, Wes kluwus, Tapi ra kaiki.
Kobol-kobol [kò-bòl] : Keluar uang banyak / Terbebani biaya besar | Nyong nek kon njajake kowe-kowe terus yo kobol-kobol ra, Ndes!
Kober [kò-bèr] : Sempat | Waduh nyong ora kober moco grup, Akeh gawean nang Kajen.
Kocor [kò-còr] : Berlumuran darah | Weruh wong tabrakan getihe kocor-kocor, Nyong ndredeg.
Kojah [ko-jah] : bicara | Kojahan : Berbicara | Suko do kojahan bae si, Ojo do kopi paste berita politik, Marai geger tok grupe.
Kokiye / Koyo Kiye / Koiki / Koyo iki [kò-ki-e] : Kayak gini (dipersingkat) | Bentuke barangku kui koiki, Seje karo wekmu.
Kokop [kò-kòp] : Minum langsung dari piring/mangkok | Ngokop : Meminum | Dikokop : Diminum | Ora sah nganggo gelas, Dikokop bae langsung.
Kokuwi / Koyo kuwi [ko-kui] : Kayak gitu (dipersingkat) | Ojo kokui ra Mhad, Nyong sungkan nek koiki carane.
Kol [kòl]: Nama merk mobil yang umumnya dipakai angkutan [Colt: Inggris] | Nyong dijak Om-ku nang Kajangan numpak kol Dunguni.
Kolah [ko-lah] : Bak Mandi | Nek kolahe gedi, Iso karo nggo ngingu iwak Mlatis.
Kolang-kolang [ko-lang] : Selokan | Ora usah nyeroki Sepat nang kolang-kolang, Le! Gatel kabeh ngko.
Kolom [kò-lòm]: Dekat / Teman | Dikolomi: Diajak berteman | Aku ora dikolomi karo jah kampung, Jare aku kwi kemlithi.
Kolu [kò-lu] : Doyan | Nyong ora kolu mangan nang kono, Dapure kemproh nemen asale.
Kombor [kòm-bòr] : Kebesaran / Terlalu lebar | Clonomu kombor koyo Elvis, Tapi ora pantes.
Komble [kom-ble] : Istilah untuk wanita nakal [slang] | Mbiyek akeh komble nang Monumen, Saiki wes ora nono.
Kondo / Kandan [kòn-dò] : Bilang / Ngomong | Ora kandan nek saiki penampilane Al, Lha wong perawatan nang salon terus ogh.
Kondor [kòn-dòr] : Turun bero | Wong kae kondor saiki, Melas nemen. Ora keno kesel.
Kongang [ko-ngang] : Bisa / Mampu | Bocahe ora kongang menek klopo.
Konjat [kon-jat] : Bisa | Nyong ora konjat nek kon mlaku tekan nduwur, Lempoh.
Kontal [kon-tal] : Terpental | Dek mburi ditabrak kol sayur, Montore kontal tekan sawah.
Koprekan / Tabuhan [kò-prêk] : Membunyikan suara membangunkan orang tidur untuk saur | Ngko mbengi koprekan mubeng kampung, Nggowo ember puo.
Kopok [kò-pòk] : Penyakit keluar cairan dari telinga | Kowe ke njelei, Kopoken-mu mbok di obati ring dokter mono.
Koreng [kò-rêng]: Luka bernanah| Korengen : Mengalami luka bernanah | Koreng-mu nang dengkul kok ora mari-mari?
Kornel [kòr-nêl] : Sepak pojok [Corner :Inggris] | Kowe sing nendang kornel, Aku ngko sing nyundul.
Kosok [kò-sòk] : Gosok | Kosokan : Membersihkan badan dengan menggosok | Aku zik kosokan, Moro-moro lawange kamar mandi mbukak dewe.
Kotomono / Kotomonoho / Koyomono [ko-to-mo-no-ho] : Semisal / Seumpama / Ibarat | Kotomonoho kowe kuwi layangan, Kawur mono mene katut angin.
Koya [ko-ya] : Bohong | Dikoya : Dibohongi | Ojo gelem dikoya karo kae, Dobol tok kakean gaya.
Krasem / Kersem / Kersen [kra-sèm] [kêr-sèn] : Aku tau menek wit Krasem nang ngarep omahe Bulik-ku, Jebulno’o akeh ulere.
Krembik [krèm-mbik] : Tidak bisa diam karena sesuatu | Kowe kok krembik terus ora iso angteng? Nangopo? Gatel pok?
Kreweng [krê-wêng] : Pecahan Genting | Dolanan “Boy” nek ora nganggo kreweng lha pak nganggo opo hajak?
Kriwil [kri-wìl] : Keriting | Dikriwil : Dibikin keriting | Rambutku kriwil awit cilik, Apak tak luruske nang Salon ben tambah ayu.
Kriyip / Kiyip [kri-yip] : Ngantuk | Kowe turu bae, Matamu wes kriyip-kriyip kokui ogh.
Kroco [krò-cò] : Keong Sawah | Nek pingin mangan kroco enak, Nyacak aring Nggarut.
Krusuk / Ngrusuk [kru-sùk] : Tersesat | Dikrusuke : Disesatkan | Aku wingi nggoleki omahmu ra temu, Ngrusuk tekan kebon sengon.
Kruwel [kru-wèl] : Posisi tidur tertekuk | Nek turu nang kene do pating kruwel, Katisen cok e
Kudanan [ku-dan-an] : Kehujanan | Bali dek nggonmu, Aku kudanan trus mriyang nganti saiki.
Kunduran [kun-dur-an] : Terkena sesuatu dari depan | Aku mau mbengi kunduran trek, Pecah kabeh lampune.
Kualon / Kuwalon [ku-a-lòn] : Tiri | Jare sing entuk warisane, Anake sing kualon, Po ha ah?
Kwijan [kwi-jan] : Nama kampung di daerah keputran | Omahku nang Kwijan, Dolane nang Rahayu, Nonton Extrashow.
Kye / Kiye / Ke : Ini / Nih (penegas) | Bubure wes mateng kye, Do njukuk piring gagiang.
Kye ho / Kyeo / Kiye Ho : Ya? (Kalimat Tanya) | Drengas-drenges, Bar entuk arisan kye ho?

Lanjut ke L-Z
One Comment
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.
Krishna
Artikel ini membawa saya kembali ke masa SMP-SMA. Kampung halaman dengan banyak kenangan, gak hanya bahasanya yg memang banyak mendapatkan pengaruh Arab dan China, tetapi makanan dan budayanya juga.